Terkini.id, Tangsel – Refly Harun sang pakar hukum tata negara pesimis atas lahirnya Partai Gelora, menurutnya apakah bisa partai baru itu mendapatkan banyak suara pada pemilu tahun 2022 atau 2024 mendatang.
Refly Harun kemudian menanyakan kepada Fahri Hamzah modal apa yang dipunyai Partai Gelora untuk bisa menembus ambang batas parlemen.
Menurutnya, untuk bisa masuk mewujudkan itu, maka Partai Gelora harus mempunyai modal besar untuk bisa bersaing dengan semua partai elit yang sudah mempunyai nama saat ini.
Refly juga menyinggung soal permainan politik yang ada di Indonesia yang Kondisinya menurut Refly Harun tentunya semakin menambah sulit.
Hal ini disampaikan Refly Harun dalam tayangan Youtube pribadinya Refly Harun, Jumat 1 Mei 2020.
“Saya kok pesimis Gelora bisa lolos, kira-kira modalnya apa untuk lolos pada periode 2024 mendatang?” tanya Refly Harun di akun youtube nya.
“Karena dengan catatan sedikit yang namanya pemilu kita ini kecurangannya banyak, bandar-bandar besarnya masih berkeliaran sehingga ada partai baru dengan modal cekak agak susah kayaknya,” sambungnya.
Mendengar pertanyaan dan penjelasan dari Refly Harun, Fahri Hamzah memberikan tanggapannya.
Fahri Hamzah menyebut itu merupakan pertanyaan paling sadis yang ditujukan untuk partai yang dibentuknya pada 2019 lalu.
“Ini memang pertanyaan paling sadis pertama yang diterima oleh partai kita ini,” kata Fahri Hamzah.
Setelah itu, Fahri Hamzah mengaku sudah paham dengan kondisi perpolitikan di Indonesia, Namun meski begitu, hal tersebut bukan menjadi halangan untuk bisa membuktikan diri.
Bahkan menurutnya, ia sempat ditawari partai oleh kementerian untuk bisa dibeli atau istilahnya membeli badan hukum.
Namun tawaran tersebut ditolak dan memilih bekerja mencari pengurus dan anggota.
Fahri Hamzah menegaskan tujuan membentuk partai baru bukanlah hanya iseng-iseng atau hanya untuk gaya-gayaan.
Melainkan memang mempunyai tujuan yang jelas atas dasar ide-ide dari para pengurusnya.
“Kementerian bahwa kami itu memang ditawarkan seperti partai-partai yang bung Refly bilang, ditawarkan partai untuk dibeli, beli badan hukumnya,” ungkap Fahri Hamzah.
“Tapi alhamdulillah sejak awal kami tidak mau, karena kalau kita membeli itu artinya niat kami untuk masuk ke politik ini bukan soal ide bukan soal kita mau jalan jauh, hanya mau gagah-gagahan punya partai,” tegasnya.
“Kita tolak dan kita bilang ke kementerian kita akan kerja.”
Berkat kerja kerasnya bersama Anis Matta, Mahfudz Siddiq dan pengurus lainnya, Fahri Hamzah mengaku berhasil menyakinkan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, mantan Wakil Ketua DPR ini optimis Partai Gelora bisa mendapatkan dukungan untuk melaju di Pemilu 2024 mendatang.
“Dan alhamdulillah kita kumpulkan 40 ribu dokumen dari seluruh repulik Indonesia sampai tingkat kecamatan,” jelasnya.
“100 persen DPN, 100 persen DPW hampir 100 persen kabupaten kota dan sekitar 60 sampai 70 persen di kecamatan kami kumpulkan pengurus, total pengurusnya itu 22 ribu orang.”
“Jadi kalau bung Refly tadi menanyakan apa dasar dari kemungkinan kita mendapatkan dukungan masyarakat kita telah melalui proses ini ya kami, saya, Anis (Matta), Mahfudz (Siddiq) dkk ini kan pemikir-pemikirlah waktu di PKS dulu,” tutupnya.